Kehidupan Masyarakat Dipedalaman Bagaikan Hidup Anak Tanpa Ayah -->
POPULER

Kehidupan Masyarakat Dipedalaman Bagaikan Hidup Anak Tanpa Ayah

Jumat, 15 Januari 2021, 14.36 WIB
PEMBACA ONLINE Free website counter



Kehidupan Masyarakat Dipedalaman Bagaikan Hidup Anak Tanpa Ayah

Globalinvestigasinews.com Aceh - Desa Sah Raja dan desa Lubuk pusaka merupakan dua desa di daerah perbatasan Aceh Timur dan Aceh Utara yang terisolir, penduduk di dua desa tersebut rata rata berpenghasilan sebagai petani pekebun. 

Desa Lubuk pusaka yang memiliki luas wilayah 90, 000 H berbatasan langsung dengan kabupaten Bener meriah, dengan jumlah penduduk 3,000 jiwa lebih dalam 7 dusun, sedangkan desa sahraja luasnya 15.000 H, dengan penduduk nya 1890 Jiwa dalam 5 dusun. 

Amatan awak media ini dilapangan, Kehidupan masyarakat di dua desa terpencil itu sangat jauh dari kata merdeka, mulai dari permasalahan infrastruktur, pendidikan dan bahkan kesehatan yang hanya bisa mereka impikan tampa mujud kenyataan. 

Mereka hanya bisa terus berharap kepada pemerintah, Baik daerah maupun provinsi, dan bahkan pemerintah pusat jakarta, mereka berharap dengan terpublikasikan di media ini, agar pemerintah mau melihat keberadaan mereka di daerah pedalaman, 

Hal tersebut disampaikan oleh Rajudin Kepala Desa Sahraja kabupaten Aceh timur, kami berharap kepada pemerintah, daerah, provinsi, dan pemerintah jakarta, Bapak Nova iryansyah, Bapak jokowi, tolong bantu bangun Jalan pak, agar hasil pertanian dapat kami bawa keluar ke pasar, jangan biarkan hasil panen kami membusuk di sini.

Lanjutnya, tolong Bapak gubernur Nova dan Bapak Presiden Jokowi, bangun jembatan yang menghubungkan dua desa, antara desa sahraja dan desa Lubuk pusaka, agar ranak-anak kami dapat bersekolah dengan lancar, tampa harus mendayung sampan untuk sampai disekolah. 

Hal senada juga disampaikan oleh kepala desa Lubuk Pusaka Sulaiman, kepada Bapak gubernur dan Bapak Presiden yang kami cintai, tolong pak lihat lah keberadaan kami didaerah pedalaman aceh Timur dan Aceh Utara, jangan biarkan kami hidup seperti tampa Ayah, bantu kami pak, bangun Jalan, bangun jembatan, dan berikan kami dokter untuk mengobati sakit kami pak.

Kami sangat kesulitan untuk berobat, kami harus menempuh perjalanan yang jauh agar kami bisa sampai di tempat pengobatan pak, kalaupun ada bidan didesa kami, mereka hanya ada setengah hari di pustu, mulai jam 9 sampai jam 12 siang, sedangkan masyarakat sakit tak menentu di pagi hari. 

Kami harus mengeluarkan uang yang banyak untuk mendapatkan kesehatan, kami harus menggunakan jondel untuk membawa orang sakit, kenapa kami harus tersisihkan, sedangkan kami juga warganegara Indonesia yang sudah merdeka, tapi kami tidak tahu bagaimana nikmat nya merdeka. Tutur sulaiman. 


Reporter: ZAS

Sedang Populer